Economy and Business · History

Ada Apa Dibalik Tirai Besi?

Selama lebih dari 32 tahun pemerintah Republik Indonesia melindungi kita dengan Pancasila supaya kita sedikitpun tidak melirik kepada ideologi kiri yang diusung oleh Uni Republik-republik Soviet Sosialis yang dahulu biasa dijuluki negeri tirai besi. Saking sedikitnya informasi yang ada kala itu, membuat kita tidak memiliki kesempatan untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di dalam tirai tersebut. Kini negeri tirai besi tersebut sejak lebih dari 24 tahun yang lalu sudah membuka tabirnya dan sudah tidak lagi menggunakan ideologi Marxis-Leninis lagi. Agak sulit rupanya untuk menilik apa yang terjadi di belakang sana. Namun di era keterbukaan informasi dan pertukaran arus barang dan jasa seperti saat ini yang sangat cepat dan deras, serta beberapa literatur yang tersebar luas di masyarakat memberikan saya akses untuk mengintip kembali ke belakang, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi disana.

Yang akan saya tulis disini adalah mengenai kehidupan di balik tirai besi dari sudut pandang politik dan ekonomi. Tulisan ini dibuat bukan untuk memuja pancasila atau bahkan membujuk para pembaca untuk condong ke aliran sosialis karena pada dasarnya tidak ada ideologi yang benar-benar sempurna. Oleh karena itu, penilaian akhir akan saya kembalikan kepada para pembaca sekalian.

Mengingat saat ini sedang muncul lagi pemikiran-pemikiran berhaluan kiri di Indonesia, hal itu terjadi karena mereka benar-benar tidak pernah mengalami tinggal di negara-negara berhaluan kiri seperti gambar di bawah ini. Mengapa mereka secara berjamaah meninggalkan ideologi mereka 24 tahun yang lalu? Jadi saya minta para pembaca untuk memikirkan kembali apakah betul ideologi berhaluan kiri itu semanis janjinya? Silakan lanjutkan membaca tulisan saya.

Image

Sistem Pemerintahan Negara Komunis

Di negara berhaluan kiri seperti gambar di atas, negara hanya memiliki satu partai yaitu Partai Komunis itu sendiri. Negara komunis tidak pernah dipimpin oleh presiden, perdana menteri, raja, atau apapun itu. Negara adidaya Uni Soviet selama lebih dari 70 tahun hanya dipimpin oleh sekretaris jenderal partai komunis. Dan di dalam tubuh pemerintahan komunis itu sendiri terdiri lagi dari beberapa bagian seperti Komite Pusat (Central Commitee) dan Politbiro.

Image

Yang menarik adalah badan bernama politbiro ini yaitu tugas utamanya. Tugasnya adalah mengatur hal-hal yang menyangkut kehidupan orang banyak seperti ekonomi hingga mengatur harga barang yang akan dijual di toko-toko yang ada di negara mereka. Biasanya para anggota politbiro ini juga dipersiapkan dalam rencana suksesi untuk menggantikan sekretaris jenderal di kemudian hari seperti yang bisa kita lihat pada gambar di atas. Di pojok kiri atas adalah Kamerad Leonid Brezhnev, sekjen Partai Komunis Uni Soviet dari tahun 1964 hingga akhir hayatnya pada tahun 1984, dan tiga orang disamping kanannya adalah calon penggantinya kelak. Mereka adalah Kamerad Andropov, Kamerad Chernenko, dan yang termuda dari semuanya dan yang akan menjadi sekjen terakhir PKUS yaitu Kamerad Gorbachev.

Untuk tugas seberat ini, gaji anggota politbiro di Jerman Timur hanya 5500 mark saja atau setarau USD 2200. Mengapa mereka bisa mengatur harga? Mari kita bersama kita bahas sistem perekonomiannya.

Sistem Perekonomian Negara Komunis

Sistem perekonomian yang dianut negara-negara timur-komunis-sosialis adalah sistem perekonomian komando terpusat, dimana semua aktivitas perekonomian diatur oleh negara dari produksi, distribusi, hingga konsumsi. Negara bertindak juga sebagai perusahaan. Oleh karena itu semua perusahaan yang ada di negara komunis adalah perusahaan negara dan semuanya tunduk kepada pemerintah. Semuanya! dari televisi, perabot rumah tangga, sepatu, jam tangan, mobil, tas, rantang, rumah, semuanya disediakan oleh negara, seperti contoh produk-produk di bawah ini.

Tampak menggiurkan? Coba baca fakta menggiurkan lainnya tentang sistem perekonomian ini. Semua penduduk terjamin pekerjaannya. Bahkan menurut teman saya dari Ceko, menganggur dianggap sebagai tindakan kriminal di negara sosialis. Implikasi dari kebijakan ini adalah ketidakefektifan dan inefisiensi terjadi dimana-mana. Pekerjaan yang misalnya sanggup dikerjakan oleh tiga orang, demi menjamin setiap penduduk memperoleh pekerjaan, pekerjaan itu bisa dikerjakan oleh lima orang. Inefisiensi ini menyebabkan sistem produksi dan distribusi barang sering tersendat. Sehingga untuk mendapatkan barang kebutuhan pokok sehari-hari, mereka diharuskan mengantri seperti terlihat di gambar di bawah ini.

Antrian tisu toilet di Polandia
Antrian tisu toilet di Polandia

Ada cerita unik dari teman Ceko saya ini. Dia bercerita ketika pada masa pemerintahan komunis di Cekoslovakia, untuk membeli sebuah televisi, mereka harus menunggu selama enam bulan. Dan setelah memperoleh televisi tersebut, dia mendapati bahwa semua orang di lingkungannya memiliki televisi yang sama dari ukuran, bentuk, dan merk. Tidak ada model televisi lain disana. Itulah akibatnya apabila tidak ada persaingan di dalam sistem perekonomian komando dan monopolistik seperti di negara-negara sosialis.

Mungkin contoh kelemahan lain dari sistem perekonomian ini bisa kita lihat secara jelas dari dua negara Jerman pernah terbelah dan menganut dua sistem perekonomian yang bertolak belakang. Jerman Barat yang menganut sistem perekonomian liberal-kapitalis dan Jerman Timur yang menganut sistem perekonomian sosialis-komunis. Ketika aku menyebutkan mobil Jerman (Barat), kalian pasti akan dengan cepat menyebutkan merk-merk terkenal seperti Opel, BMW, Mercedes-Benz, Audi, Porsche, dan Volkswagen. Semua pabrik mobil tersebut adalah pembuat mobil dengan kualitas premium yang sudah terkenal di dunia dari segi kehandalan, kenyamanan berkendara, keamanan, dan model. Semuanya diciptakan untuk kenyaman pengendaranya. Lalu bagaimana dengan Jerman Timur? Perkenalkan mobil dari Jerman Timur, Trabant!

Trabant 601
Trabant 601

Pemerintah Sosialis-Komunis hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan penduduknya, bukan kualitas dan kenyamanan. Maka ketika rakyat Jerman Timur butuh mobil, jadilah Trabant yang apabila kita lihat bentuknya pasti kualitasnya sangat jauh berbeda dengan mobil buatan pesaing mereka di Jerman Barat. Untuk memesan mobil ini, butuh waktu bertahun-tahun dari tahap pemesanan hingga mobil ini diantar ke rumah pemesan sehingga dahulu  ada banyak sindiran mengenai mobil Trabant 601 ini. Contohnya seperti, apa sih maksud dari angka 601 pada mobil ini?

  • Maksud angka 601 adalah, 60 orang yang memesan mobil ini, tapi hanya satu yang sampai ke tangan pemesannya.
  • Maksud angka 601 adalah, mobil ini untuk 6 orang, dengan kenyamanan 0 (nol), dan satu orang untuk mendorongnya.

Tapi bagaimanapun juga, meskipun kualitasnya buruk dan pembuatannya memakan waktu bertahun-tahun, Rakyat Jerman Timur tetap boleh berbangga hati karena selama masa hidupnya yang pendek yaitu 40 tahun, mereka memiliki pabrik mobil sendiri. Bagaimana dengan Indonesia? Hingga republik ini berusia 68 tahun, kita belum memiliki satupun pabrik mobil sendiri.

Namun ada satu hal menarik di sistem pemerintahan sosialis ini bahwa disana setiap penduduk terjamin memiliki tempat tinggal. Namun apartemen yang mereka milikipun juga disewakan oleh negara yang didesain sama semuanya. Bahkan dari sebuah literatur yang saya baca, mereka tidak boleh merenovasi interior rumah mereka tanpa seizin pemerintah. Mereka tidak diperbolehkan untuk membangun rumah sendiri.

Itu tadi sedikit gambaran yang bisa berikan mengenai seperti apa rasanya hidup di balik tabir tirai besi atau negara yang berhaluan sosialis-komunis. Semoga bisa memberikan sedikit pencerahan dan mengobati rasa penasaranmu.

Bagaimana dengan kamu? Apakah tertarik untuk beralih ke sistem politik dan perekonomian semacam ini?

3 thoughts on “Ada Apa Dibalik Tirai Besi?

    1. setengah-setengah banget! Di beberapa sektor liberal abis contohnya komunikasi, tapi masih ada yang sosialis abis yaitu listrik… :P

Leave a comment